Rabu, 19 Oktober 2011

PEREMPUAN DAN SEKSUALITAS DALAM CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET!


A. PENDAHULUAN
Lahirnya sejumlah sastrawan perempuan tampaknya bukan suatu kebetulan, tetapi memiliki hubungan yang tak terpisahkan dengan transformasi sosio kultural Indonesia, yang antara lain merupakan hasil perjuangan para feminis dan emansipatoris wanita. Di samping itu, ada fenomena menarik pada beberapa karya para pengarang perempuan tersebut, antara lain dalam hal mengangkat atau menggambarkan tema yang berhubungan dengan perempuan dan seks. Di dalam kumpulan cerpan tersebut di muat 11 cerpen dan hampir semuanya berbicara dan bertokoh perempuan dan seks.
B. SISTEMATIKA ISI NOVEL
Sepanjang hidup saya melihat manusia berkaki empat. Berekor anjing babi atau kerbau. Berbulu serigala landak atau harimau. Dan berkepala ular banteng atau keledai. Namun tetap saja mereka bukan binatang. Cara mereka menyantap hidangan di depan meja makan sangat benar. Cara mereka berbicara selalu menggunakan bahasa & sikap yg sopan. Dan mereka membaca buku-buku bermutu. Mereka menulis catatan-catatan penting. Mereka bergaun indah & berdasi.Bahkan konon mereka mempunyai hati. Saya memperhatikan bayangan diri saya di dalam cermin dgn cermat. Saya berkaki dua berkepala manusia tapi menurut mereka saya adl seekor binatang. Kata mereka saya adl seekor monyet. Waktu mereka mengatakan itu kepada saya saya sangat gembira. Saya katakan jika saya seekor monyet maka saya satu-satu binatang yg paling mendekati manusia. Berarti derajat saya berada di atas mereka.Tapi mereka manusia bukan binatang krn mereka mempunyai akal & perasaan. Dan saya hanyalah seekor binatang.

C. PENDEKATAN FEMINISME
Pendekatan feminism dalam kajian sastra sering di kenal dengan nama kritik sastra feminis adalah salah satu kajian karya sastra yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya keadilan  dalam memandang eksistensi perempuan, baik sebagai penulis maupun dalam karya sastra-karya sastranya. Pandangan yang mempengaruhi lahirnya feminism adalah konsep sosialisme dan Marxis. Menurut pandangan ini, kaum perempuan merupakan suatu kelas dalam masyarakat yang di tindas oleh kelas lain, yaitu kelas laki-laki (Djajanegara, 2002:2).
D. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hampir semua cerpen Djenar dalam cerpen ini bertokoh utama perempuan. Mereka adalah para perempuan kelas menengah dan atas yang tinggal dan hidup di kota metropolitan,yang menderita karena menjadi korban,terutama korban pelecehan dan kekerasan seksual
Tokoh saya dalam Mereka Bilang Saya Monyet menceritakan perilaku teman-temannya di sebuah Café,yang berkarakter seperti binatang.
Sepanjang hidup saya melihat manusia berkaki empat. Berekor
anjing, babi, atau kerbau. Berbulu serigala, landak atau harimau.
Dan berkepala ular, banteng atau keledai
Namun tetap saja mereka bukan binatang.
Tokoh saya dalam cerpen Mereka Bilang Saya monyet! Merupakan sosok perempuan hidup dalam lingkungan (teman-temannya) yang tidak sesuai dengannya. Oleh teman-temannya, yang menganut gaya hidup munafik dan free seks, dia dipanggil Monyet. Metafora manusia  dengan bermacam-macam binatang dalam cerpen tersebut menunjukkan betapa para manusia sudah memiliki karakter yang kurang beradab. Dalam realitas sehari-hari perbedaan manusia dengan binatang, karena dalam perspektif manusia di pandang lebih beradab dari binatang.
Dalam cerpen Lintah digambarkan seorang anak perempuan, Maha, yang tinggal bersama ibunya yang hidup serumah bersama pacarnya. Untuk mengekspresikan kelicikan pacar ibunya dan kejijikan terhadap pacar ibunya, Maha menyebut pacar ibunya sebagai lintah. Dengan adanya lintah di rumahnya, di samping Maha mempunyai saingan untuk mendapatkan kasih sayang ibunya, yang lebih menyedihkan Maha juga menderita pelecehan seksual dan diperkosa olehnya.
“Tanpa dapat saya hindari lintah sudah berdiri tepat di depan saya.
Lintah itu sudah menjadi ular kobra yang siap mematuk mangsanya.
Matanya warna merah saga menyala. Jiwa saya gemetar. Raga saya lumpuh.
Ular menyergap, melucuti pakaian saya, menjalari satu persatu lekuk tubuh saya. Melumat tubuh saya yang belum berbulu dan bersusu……”
Dari uraian diatas, tampak bahwa tokoh-tokoh perempuan dalam cerpen-cerpen Djenar sebagian besar merupakan korban pelecehan dan kekerasan seksual. Mereka merupakan objek yang mengalami penderitaan akibat ulah tokoh-tokoh lain. Apabila dipahami dari konteks kritik sastra feminis, khususnya kritik sastra feminis cerpen-cerpen Djenar menunjukkan adanya keberpihakan pengarang untuk menyampaikan penderitaan yang dialami kaumnya.  
Hal ini sesuai dengan pengertian kritik sastra feminis yang memfokuskan kajian pada tulisan-tulisan wanita karena para feminis percaya bahwa pembaca wanita biasanya mengidentifikasikan dirinya atau tokoh wanita, sedangkan tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya (Djajanegara, 2008:28).
E. KESIMPULAN
Apa yang di gambarkan oleh Djenar tersebut menunjukkan adanya semangat untuk memberikan perhatian dan berpihak terhadap penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat. Para perempuan yang merupakan korban pelecehan dan kekerasan seksual dalam cerpen-cerpen tersebut mempresentasikan kondisi perempuan secara nyata ada dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Djenar Maesa. 2002. Mereka Bilang Saya Monyet!. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Wiyatmi.2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta : Pustaka.

makalah


MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MEMBACA
DENGAN STRATEGI SKEMATA
Oleh: Hikmatul Fitriyah
A.  PENDAHULUAN
Kegiatan membaca merupakan jendela dunia, dengan banyak membaca berarti seseorang dapat memperoleh berbagai informasi  yang berkembang baik yang sifatnya lokal, nasional maupun yang global. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat belajar mengenai berbagai hal mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks.
Namun dalam era globalisasi saat ini manusia dihadapkan pada persoalan bagaimana mengatasi keterbatasan waktu dan dalam waktu yang singkat dapat membaca dengan memperoleh informasi yang maksimal sehingga tidak ada waktu yang terbuang secara percuma. Permasalahannya adalah bagaimana dapat diperoleh keterampilan membaca yang efektif. Pembelajaran membaca yang efektif itu sendiri masih perlu dipertanyakan.
Kegiatan membaca merupakan proses kreatif dan konstruktif, ada syarat agar seseorang dapat memahami apa yang akan dibaca, yaitu adanya peranggapan yang sama anatara pembaca dan penulis. Selain itu, persoalan lain yang terkait dengan masalah membaca itu banyak pula misalnya skemata, baik yang terkait dengan bahasa, topik, maupun faktor lain diluar bahasa. Skemata pembaca sangat berperan bagi keberhasilan kegiatan membaca, keterampilan membaca tidak diperoleh secara mendadak, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama dan latihan terus menerus  (akhdiah dkk, 1991/1992: 24). Jadi untuk dapat membaca dengan efektif seseorang harus terbiasa dahulu dengan kegiatan membaca agar diperoleh pengetahuan yang dapat mempermudah dalam memahami suatu bacaan dalam waktu yang singkat.

B. LANDASAN TEORI
1. Konsep Membaca
            Menurut Harris dan Sippay (Zuchdi 2008: 19), Membaca dapat didefinisikan “penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis”. Hakikat kegiatan membaca adalah memperoleh makna yang tepat. Pengenalan kata dianggap sebagai suatu prasyarat yang diperlukan bagi komprehensi bacaan, tetapi pengenalan kata tanpa komprehensi sangat kecil nilainya.
            Berikut definisi membaca menurut para ahli (zuchdi, 2008: 21-22). Menurut Emerald V Dechant membaca adalah proses pemeberian makna terhadap suatu tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Definisi membaca menurut David Russel adalah tanggapan terhadap pengertian yang dinyatakan penulis dalam kata, kalimat, paragraf atau bentuk yang lebih panjang. Dalam hal ini, termasuk juga proses penemuan pengertian baru secara pribadi oleh pembaca. Menurut Miles A Tinker dan Contasc M Mc Cullough, membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca.  
Sedangkan menurut Burns (Suhardi dan Zamzani, 2005: 189) dijelaskan bahwa, Membaca dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai suatu hasil. Membaca sebagai suatu proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah melalui tujuan melalui tahap-tahap tertentu . Proses tersebut berupa penyandian kembali yang sering disebut dengan decodding dan pemberian makna pada sandi yang umumnya dikenal dengan pemahaman makna. Kegiatan dimulai dari pengenalan huruf, kata, ungkapan, kalimat, sampai pada jenjang wacana. Membaca sebagai suatu proses mencakup beberapa tahap, dan agar dapat memberikan makna terhadap apa yang dibaca diperlukan pengetahuan dan pengalaman, baik bahasa maupun nonbahasa itu disebut frame, scenarios, encyclopaedic entry, dan yang paling umum disebut dengan istilah schema (skemata) (kartomihardjo, 1999:2). Skemata banyak digunakan oleh pembaca atau pendengar untuk menyusun interpretasi terhadap sesuatu yang baru, yang baru didengar, daiamati, atau dibaca. Dalam prosesnya, benak manusia mencari-cari skemata yang telah dimiliki, dicocokan dengan yang sesuai atau mirip dengan sesuatu yang baru saja didengar atau dibacanya (kartomihardjo, 1999: 1). Keluasan skemata sangat mempengaruhi keberhasilan membaca karena pembaca tentu harus mengenali konsep dan makna kosakata serta setting yang terdapat dalam bacaan.
Membaca sebagai suatu hasil adalah dicapainya suatu komunikasi pikiran dan perasaan anatara penulis dan pembaca. Komunikasi dapat terjadi bergantung pada pemberian makna pembaca (pemahaman pembaca) yang dihasilkan melalui proses membaca. Pemberian makna bacaan itu sangat dipengaruhi oleh skemata linguistik dan nonlinguistik pembacanya. Pembaca yang memiliki skemata yang luas dan kaya akan memiliki peluang yang luas pula untuk memberikan makna dan konsep serta menentukannya yang paling relevan dengan konteksnya, dan hal itu tidak terjadi pada pembaca yang memiliki skemata yang sempit. Hal tersebut didasari oleh pemikiran dan asumsi bahwa penulis mengungkapkan gagasannya menggunakan alur pikir tertentu dan mengikuti sistem sandi bahasa yang digunakannya (Suhardi dan Zamzani 2005: 192-193).
Dalam buku Wiryodijoyo (1989:1-2) juga dijelaskan bahwa membaca adalah salah satu ketrampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa.dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Apabila dalam berbahasa orang mau berpikir tenang dan menggunakan perasaan yang jernih,maka akan terciptalah komunikasi yang jelas, sehingga terhindarah salah faham antara satu dengan yang lain. Banyak para ahli yang memberikan definsi tentang membaca., berikut diterakan berbagi pendapat mengenai kegiatan membaca.
a.       Membaca adalah proses medapatkan arti dari kata-kata tertulis. (Heilman)
b.      Membaca adalah sebuah proses berpikir, yang termasuk didalamnya mengartikan, menafsirkan arti, dan menerapkan ide-ide dari lambang. (Carter)
c.       Membaca adalah dua tingkat proses dari penerjemahan dan pemahaman: pengarang menulis pesan berupa kode (tulisan), dan pembaca mengartikan kode itu. (Carol)
d.      Membaca adalah proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan pengalaman pembacanya. (Cole)
e.       Membaca adalah proses membentuk arti dari teks-teks tertuis. (Anderson, Richard C.)
f.       Membaca ialah pengucapan kata-kata dan perolehan arti dari barang cetakan. Kegiatan itu melibatkan analisis, dan pengorganisasian berbagai ketrampilan yang kompleks. Termasuk didalamnya pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, pemecahan masalah, yang berarti menimbulkan kejelasan informasi (bagi pembaca).
Komunikasi pembaca antara pembaca dan penulis itu sendiri dapat terjadi karena adanya kesamaaan pengetahuan dan asumsi daiantara mereka. Oleh sebab itu, dalam kegiatan membaca sesungguhnya pembaca melakukan suatu proses interaksi anatar pikiran, mata, dan teks yang dibacanya yang merupakan representasi lawan komunikasi. Didalam pikiran pembaca, bagi pembaca yang sudah mempunyai pengetahuan dan konsep yang telah menjadi skemata tersebut.terjadi interaksi dengan teks melalui mata. Dalam interaksi tersebut pembaca menganalisis makna, baik makna formal maupun makna situasional/ kontekstual dengan memanfaatkan skematanya (Suhardi dan Zamzani 2005: 193-194).
Sujanto (1989: 5-6) kegiatan membaca sebagai salah satu kegiatan menyimak, tidak lain adalah juga merupakan kegiatan komunikasi, karena membaca tidak lain adalah menerima pesan dari buku-buku. Telah disebutkan diatas, bahwa informasi yang kita terima itu tidak selalu langsung kita pahami maknanya. Hal itu disebabkan oleh beberapa kemungkinan:
a.       bahasanya tidak kita kuasai: kita bisa mendengar orang asing berbicara dengan bahasa mereka, tetapi kita tidak dapat menangkap maknanya.
b.      Ada istilah-istilah yang tidak kita pahami:; meskipun istilah itu hanya merupakan bahagian kecil dari bahasa yang katakanlah ita kuasai, namun penggunan istilah-istilah yang tidak kita mengerti akan merupakan gangguan terhadap pemprosesan informasi.
c.       Informasi itu sendiri terlalu sulit bagi kita sebagai pembaca, karena sama sekali belum ada persepsinya atau informasi yang relevan untuk mengolahnya. Misalnya saja para mahasiswa yang bukan dari program atau jurusan eksakta, akan sangat sulit, atau bahkan tidak mengerti sama sekali bila membaca buku tentang teori atom.
2. Membaca Secara Efektif
            Kita masing-masing mempunyai kebiasaan atau cara membaca. Namun satu hal yang harus diusahakan adalah kemampuan membaca yang semakin cepat tetapi juga semakin intensif dan efektif. Semakin intensif yang dimaksudkan adalah cermat dalam menyerap dan menilai pesan-pesan atau informasi yang terkandung dalam bahan bacaan dalam waktu sesingkat mungkin. Semakin efektif berarti semakin cepat dan tepat mencari suatu informasi yang benar-benar anda perlukan saja. seringkali untuk mecari suatu informasi anda hanya perlu melihat sejenak indeks yang terdapat dibagian belakang buku-buku teks untuk mengetahui pada halaman-halaman berapa informasi yang anda perlukan itu dapat ditemukan. Atau dengan terlebih dahulu melihat daftar isi anda juga dapat mengetahui didalam bab atau bagian mana terdapat informasi yang anda perlukan ( Sujanto: 7).      
3. Strategi Membaca
Strategi adalah metode khusus untuk mendekati masalah atau tugas langgam-langgam operasi untuk meraih tujuan tertentu, rancangan tersebut untuk mengendalikan dan memaaanipulasi informasi tertentu. Oxford & Ehrman (1998, h. 8) mendefinisikan strategi pembelajaran bahasa kedua sebagai” tindakan, perilaku, langkah, atau teknik spesifik yang dipakai untuk meningkatkan pembelajaran mereka sendiri”. Ia adalah “siasat tempur” yang disesuaikan dengan konteks yang mungkin bervariasi dari waktu kewaktu, atau dari satu situasi ke situasi yang lain atau dari waktu ke waktu, atau dari satu situasi ke situasi yang lain., atau bahkan dari satu budaya kebudaya yang lain. Strategi bervariasi di dalam diri seseorang.    
Secara garis besar dapat dikenal tiga jenis model membaca, yakni model membaca top-down, bottom-up, dan interaction. Pada prinsipnya model membaca top-down berupa kegiatan membaca dengan urutan pemaknaan judul atau penafsiran topik, pemahama atau pemaknaan konteks situasi kegiatan membaca secara intensif, dan penetapan makna secara final. Model membaca bottom-up pada prinsipnya berupa kegiatan pemberian makna bacaan secara otomistis, yaitu berupa tahapan pengenalan dan pemaknaan kata, menghubungkan kata dengan kata, istilah dengan istilah, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat sampai paragraf, menghubungkan paragraf dengan paragraf sampai akhirnya keseluruhan teks sebagaia wujud wacana. Model membaca interaction merupakan perpaduan dua model tersebut (cook dan Ellias dalam Suhardi dan Zamzani 2005).
            Terlepas dari ketiga model pembelajaran membaca tersebut yang jelas seseorang akan dapat memberikan makna teks bacaan dengan baik. Seseorang yang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan wawasan tentang dunia yang lebih banayak dan luas, ia akan memiliki peluang yang lebih baik dalam pemaknaan bacaan, bila dibandingkan dengan seseorang yang memeilki skemata yang lebih sedikit. Tentu saja, skemata tersebut dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pemaknaan bacaan bila didayagunakan dengan baik. Agar seseorang dapat mendayagunakan skemata untuk keperluan pemaknaan bacaaan, diperlukan yang terstruktur dan strategi yang tepat.
3. Skemata
pengalaman dan pengetahuan yang luas (skemata) merupakan faktor yang sangat penting dalam membaca. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang sesuai dengan materi bacaan, pembaca mampu mengenali dan memahami konsep-konsep dan kata-kata yang dibacanya, selanjutnya mampu memahami makna kata-kata tersebut dengan tepat dan cepat. Pengalaman merupakan dasar pembentukan konsep-konsep dan konsep-konsep adalah dasar penguasaan kosakata (perbendaharaan kata).
Pengetahuan yang dicapai sebelum seseorang membaca sangat mempengaruhi keberhasilan membaca. Pengetahuan ini berpengaruh kepada pemahaman di setiap tingkat proses pemahaman. Dalam tingakat penyimpulan, ia menentukan yang mana kesimpulan perlu dibuat. Pada tingkat penyimpanan, ia menentukan mana informasi-informasi yang perlu disimpan, dalam bentuk apa disimpan, dan apakah ia akan diproduksi kembali?
Untuk mengurangi kemungkinan adanya prasangka yang disebabkan adanya pengetahuan ini digunakan sejumlah kutpan dari topik-topik yang berbeda. Keuntungannya adalah bahwa pembaca yag lebih luas pengetahuannya kemungkinan besar bekerja lebih baik dalam mengerjakan tes itu. Bila pengenalan kata berjalan dengan baik, tetapi pemahaman lemah kekurangan pengetahuan ini mungkin merupakan faktor yang menambah kelemahan itu. Satu cara menilai pengetahuan mengenai topik adalah menyajikan tiga kata kunci mengenai isi kutipan yang ditanyakan kepada murid agar membayangkan dengan bebas dalam ingatan bila mendengar setiap kata. Bayang-bayangan ini dinilai yang menunjukan banyak atau sedikit pengetahuan itu (Wiryodijoyo, 1989:15-16).
 Menurut John Mcneill (Suhardi dan Zamzani 2005: 190), schemata adalah pembaca “konsep, keyakinan, harapan, proses- hampir semuanya dari pengalaman masa lalu yang digunakan dalam pengertian membaca dalam membaca, skemata yang digunakan untuk memahami teks; yang kata yang dicetak membangkitkan pengalaman pembaca, serta hubungan masalalu dan potensi.
Berikut adalah beberapa karakteristik dari schemata menurut Anderson (hernowo
:196)
:
1.       Schemata selalu terorganisir bermakna, dapat ditambahkan ke, dan, sebagai pengalaman keuntungan individu, mengembangkan untuk memasukkan variabel yang lebih banyak dan spesifisitas lebih.
2.       Setiap skema yang tertanam di schemata lain dan dirinya sendiri mengandung subschema.
3.       Schemata perubahan dari saat ke saat sebagai informasi diterima.
4.       Mereka mungkin juga akan ditata ulang ketika data masuk mengungkapkan perlu merestrukturisasi konsep.
5.       Representasi mental yang digunakan selama persepsi dan pemahaman, dan yang berkembang sebagai hasil dari proses-proses ini, bergabung membentuk keseluruhan yang lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya.
 Skema (schemata jamak) adalah struktur mental hipotetis untuk mewakili konsep generik yang tersimpan dalam memori. Ini adalah semacam kerangka kerja, atau rencana. Schemata adalah diciptakan melalui pengalaman dengan orang-orang, benda, dan peristiwa di dunia.
Dua jenis schemata paling sering dibahas dalam penelitian membaca adalah schemata formal dan schemata konten. schemata formal adalah struktur tatanan yang lebih tinggi mengandung pengetahuan tentang struktur organisasi retoris, termasuk pengetahuan tentang sifat-sifat umum jenis teks dan perbedaan dalam genre (Carrell & Eisterhold dalam Hernowo: 201).  Jenis lain dari skema yang membawa pembaca untuk teks adalah skema konten, pengetahuan relatif ke domain isi teks.  Konten schemata sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam jenis yang berbeda. Salah satu bunga yang menarik banyak tumbuh adalah skema konten budaya-spesifik. Beberapa studi penutur kedua bahasa dan pemahaman bacaan menunjukkan bahwa pengalaman budaya sebelumnya sangat penting dalam memahami teks.

C.KESIMPULAN
            Agar dapat memberikan makna terhadap apa yang dibaca diperlukan pengetahuan dan pengalaman baik. Berdasarkan analisis di atas, membaca yang baik melibatkan di sedikitnya tiga faktor: cengkeraman subyek membaca, pemahaman terhadap isi budaya secara implisit atau eksplisit dinyatakan, dan kemampuan untuk mengatasi tidak diketahui kata dan struktur gramatikal dalam bagian tersebut. Berbekal schemata konten, bagaimanapun, penekankan pada interaksi dari tiga faktor, dan pengetahuan latar belakang tertentu, yang jauh melampaui pengetahuan linguistik. Oleh karena itu, harus sangat sensitif terhadap masalah yang membaca hasil dari pengetahuan budaya implisit diandaikan oleh teks. Dalam latar belakang pengetahuan yang relevan membaca dan bahasa harus dibahas secara bersamaan.
Menjadi fasih melibatkan pembaca menemukan koneksi untuk memiliki kehidupan dan membuat satu bagian informasi baru dari pengetahuan sendiri satu. Pengembangan keterampilan berprinsip fleksibel yang dapat diterapkan pada tugas membaca yang berbeda adalah salah satu hal yang paling efektif dari membaca. Teori Skema menawarkan wawasan tentang pengetahuan cara adalah dibangun tetapi jauh dari pembukaan lengkap dari proses misterius membaca.
D. Daftar Pustaka
Akhaidah, Sabarti dkk. 1991/1992.  Bahasa Indonesia I. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud.
Kartomihardjo, Soesono. 1999. Memahami Teks Khusus dengan Menggunakan Analisis Wacana. Makalah disajikan dalam pelba 13 (pertemuan linguistik (pusat kajian) bahasa dan budaya atmajaya ke-13) dipusat kajian baasa dan budaya UNIKA Atma Jaya, Jakarta, 26-27 Juni 1999.
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca. Yogyakarta: UNY.
Zamzani, Suhardi. 2005. Strategi Pendayagunaan Skemata Mahasiswa Dalam Pembelajaran Membaca: Upaya Meningkatkan Efektivitas Membaca. Yogyakarta: Litera FBS UNY.
Martiningsih. September 2008. Mengapa Kebiasaan Membaca Masih Belum Berkembang?. Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung: Kaifa.
Sujanto, Ch. 2008. Keterampilan Berbahasa Membaca- Menulis- Berbicara Untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jayapura: FKIP Uncen Jayapura.


artikel


Jika timbul ketidakharmonisan atau terjadi percekcokan dalam hubungan antara sesama manusia, maka harus dilakukan sesuatu usaha untuk menentramkan kembali ikatan persaudaraan dengan silaturahmi. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang jika bertengkar lebih dari tiga hari tiga malam”.Bagaimana agar persaudaraan dan jalinan keakraban makin mantap dan bisa lestari, maka Rosulullah s.a.w. memberikan tuntunan sekurang-kurangnya dalam dua gambaran tentang persaudaraan dalam Islam.
v Pertama, persaudaraan dalam Islam harus satu tubuh. Jika salah satu anggota badan ada yang sakit, maka yang lain harus ikut merasakan sakit. Esensinya, persaudaraan harus diwarnai oleh adanya semangat solidaritas; kepahitan hidup yang dirasakan oleh orang lain turut dirasakan oleh saudaranya.
v Kedua, persaudaraan dalam Islam harus seperti sebuah bangunan. Sabda Nabi: Antara satu unsur bangunan dengan unsur yang lainnya saling memerlukan dan saling melindungi. Esensi tercakup sikap ta’awun; sikap saling tolong. Tarahum; saling menyayangi; Tadhamun; saling tanggung jawab. Seperti yang dsabdakan Rosulullah: “Tolonglah orang lain Allah akan menolong kamu, ringankan beban orang lain Allah akan meringankan bebanmu, sayangi orang lain Allah sayang kamu, maafkan orang lain Allah akan mengampuni kamu”.
Untuk melestarikan sikap ini, beberapa petunjuk dapat ditemukan dalam Al-Qur’an antara lain dalam surat Al-Hujarat ayat 6-12.
Tujuh resep ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Hujarat tersebut adalah:

v Pertama, budayakan tabayun. Tabayun adalah mengecek kebenaran suatu berita yang sampai ketelinga, terutama mendengar berita jelek tentang teman, saudara dan sebagainya. Sikap seorang muslim adalah, jangan dulu percaya sebelum dicek kebenaran berita tersebut. Al-Qur’an mengatakan jangan sampai kamu benci kepada seseorang karena korban informasi. Jangan sampai mengutuk seseorang karena salah informasi. Rosulullah s.a.w. mengatakan: “Cukup bagi seseorang dikatakan pembual besar jika menceritakan segala yang didengar sebelum dicek kebenaran berita tersebut”.
Dalam ajaran Islam yang benar hanya Al-Qur’an. Tafsir bisa salah bahkan hadits juga ada yang dhaif, begitupun dengan qaul ulama bisa keliru.
v Kedua, budaya ishlah. Ishlah adalah meluruskan yang tidak lurus, mendamaikan yang tidak damai, merukunkan yang tidak rukun, termasuk meluruskan informasi yang salah. Dalam masyarakat Islam diperlukan suatu lembaga ishlah atau sekurang-kurangnya ada satu pribadi yang dipercya seluruh pihak untuk melakukan ishlah. Contoh dalam lembaga internasional ada (OKI) merupakan lembaga ishlah yang salah satu tugasnya adalah untuk mendamaikan antara negara-negara Islam yang bertengkar. Indah sekali jika dlam kehidupan dibudayakan tabayun dan dibiasakan ishlah. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Islam datang dalam keanehan dan pada suatu saat nanti Islam akan muncul sebagai suatu ajaran yang aneh dan asing, berbahagialah orang-orang yang asing”.
Orang-orang yang aneh adalah orang-orang yang melakukan ishlah atas segala hal yang dirusak oleh umat manusia. Oleh karena itu ishlah merupakan salah satu dakwah. Muhammad Abduh gerkan dakwahnya disebut ishlah; ingin meluruskan yang tidk lurus dan membereskan yang tidak beres.
v Ketiga, hindarkan taskhirriyah, meremehkan atau memperolo-olakan orang lain.
v Keempat, jangan menghina orang lain, menghina orang lain antara lain dengan mengganti nama orang lain dengan gelar-gelar yang tidak baik dan dapat menyakitkan karena mengganggu keakraban dan persaudaraan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa termasuk menghina orang lain kalau memanggil disertai nama bapaknya.
v Kelima, menjauhkan sikap su-udhon atau buruk sangka. Salah satu penyakit rohaniah yang mengakibatkan penyakit jasmaniah dan dapat menimbulkan setress adalh buruk sangka.
v Keenam, jangan suka mencari kesalahan orang lain; carilah keslahan diri sendiri. Janganlah diri disibukan oleh inventarisasi kesalahn orang lain, tapi lebih baik jika menginventarisasi kesalahn diri sendiri.
v Ketujuh, jangan suka menggunjing orang lain atau ghibah. Menurut Al-Qur’an, manusa yang suka ghibah itu adalah manusia sadis.
Menggunjing bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan berjamaah, karena menggunjing paling nikmat dilakukan dengan berjamaah. Dirinya ingin sukses bukan dengan prestasi tapi dengan menghancurkan orang lain, yaitu dengan cara menggunjingkannya. Diperingatkan oleh Rasulullah bahwa menggunjing yang paling besar dosanya adlah menggunjing suami sendiri atau isteri sendiri. Bahkan dikatakn dlam sebuah hadits bahwa diharamkan masuk surga bagi seseorang yang suka membuka aib seorang suami atau isteri.
manfaatkan waktu anda untuk ber-silaturahmi kepada sahabat, kerabat, saudara dan lain sebagainya. Karena manfaat Silaturahmi, antara lain :
1. Mempererat tali persahabatan dan bahkan akan menambah tali persaudaraan.
2. Menambah ilmu dan bertukar pengalaman.
3. Memperpanjang umur.
4. Membuka Pintu Rejeki.
     
 SEMOGA ‘PINTU REJEKI ANDA AKAN SELALU TERBUKA ’, KARENA SERINGNYA BERSILATURAHMI ..!!

NYAI DASIMAH BAGIAN DARI SEJARAH


Buletin Rahsas
Ajang Pembelajaran Menulis Mata Kuliah ”Sejarah Sastra Indonesia” Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY

Sekilas Info

Mata kuliah ini diampu oleh Nurhadi, M.Hum, dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Pengajar asal Pemalang ini sekarang tengah menempuh kuliah S3 di UGM, Yogyakarta dengan menulis disertasi yang mengangkat karya-karya Seno Gumira Ajidarma.
____________


Penulisan Esai tentang Sejarah Sastra Indonesia ini diikuti  oleh para mahasiswa PBSI kelas K, L, M, dan N tahun ajaran 2009/2010 semester genap. Tulisan-tulisan ini sebagai bentuk bagian ujian akhir matakuliah.
____________



Seseorang akan dikenang dan dicatat oleh sejarah lewat tulisan-tulisannya. Pepatah yang mengatakan ”publish or perish” mengingat­kan kita bahwa jika mem­publika­si­­kan diri, kita akan eksis, dan jika tidak melakukannya, kita akan musnah ditelan zaman.
Hikmatul fitriyah
09201244026
M

Tulisan ini merupakan karya sendiri, bukan jiplakan atau karya orang lain







Buletin Rahsas terbit setiap minggu pada hari Sabtu, mengangkat tulisan-tulisan tentang sejarah sastra Indonesia oleh peserta kuliah. Redaksi  edisi kali ini: hikmatul fitriyah, NIM 09201244026 ; HP: 087839159914, e-mail:fhikmah@rocketmail.com


Sampel buku nyai.Dasima
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuR4O6vrGeMH4d9sNcWAbuvlSHzZTo526tDZ5mZilaHE1LmxHPlH2a0RCBy9kLoXWU-6YyUlk2q_nmOL7UtsOgaIVxsofAMjMx5qyXBobPS_2Q3rXoHZH0GIe7oiw-Zfw2i_QPmnfnqnk/s320/27516_100000924220879_7242_s.jpg


Pada versi Francis, Nyai Dasimah di gambarkan sebagai seorang perempuan pengganggu, gila harta. Disini, Nyai Dasimah diceritakan mati di tangan Bang Puase atas perintah Samiun karena ingin menguasai harta Nyai Dasimah. Dan terlihat sekali rasa kolonial dan anti pribumi, anti islam. Semua tokoh dalam Francis bersifat buruk hanya Tuan W yang mempunyai sifat baik bahkan sangat baik. Dapat dikatakan sebagai sastra pesanan. Ya…sebuah karya sastra yang dipesan untuk menujukkan kebaikan dari sebuah kekuatan penguasa saat itu. 

    S.M.Ardan


Oleh Hikmatul Fitriyah


    Nyai…..apa yang kau pikirkan jika mendengar kata Nyai? Steotipe yang negative kah? Seorang istri simpanan? Atau seorang gundik? Atau mungkin seorang perempuan yang patut menjadi sebuah sejarah. Nyai terlalu diselewengkan oleh sebuah kolonialisme.

    Nyai Dasimah awalnya di tuliskan oleh G Francis dengan judul Tjerita Njai Dasima yang diterbitkan pertama kali oleh Tjeng Bie & Co, Batavia pada tahun 1896. Cerita ini kemudian melegenda dan di jadikan lakon kelompok komedi bangsawan dan komedi stambul. Di Masa penjajahan Miss Ribut bahkan telah mementaskannya sebanyak 127 kali. Ketika industri film mulai tumbuh di Hindia Belanda, pada tahun 1929, para peranakan yang tergabung pada Tan & Co memfilmkan Tjerita Njai Dasima yang kemudian dilanjutkan dengan Nyai Dasima II dan Pembalasan Nancy. Selanjutnya Tjerita Njai Dasima difilmkan oleh pribumi pada tahun 1940. 

    Secara singkat, Tjerita Njai Dasimah menceritakan kehidupan seorang perempuan yang menjadi perempuan simpanan seorang Inggris yang bernama Edward W. Dasimah berasal dari wilayah Kahuripan wilayah Parung Bogor. Saat kecil, oleh orang tuanya, Dasimah diantar kerumah Tuan W untuk mengabdi. Hingga kemudian Dasimah di jadikan Nyai dan mempunyai anak perempuan bernama Nancy. Mereka kemudian tinggal di wilayah Pejambon, Jakarta Pusat. Nyai Dasimah kemudian jatuh cinta pada Samiun, seorang kusir sado yang selalu mengantarkan Nancy berangkat sekolah. Atas bantuan Mak Buyung, akhirnya Samiun dan Dasimah menikah. Namun, nasib tragis dialami Nyai Dasimah. Ia tewas di tangan Bang Miun, seorang penjahat dari wilayah Kwitang saat akan pergi nonton dengan Samiun di wilayah Ketapang. Mayatnya dihanyutkan di kali Ciliwung hingga tersangkut di sungai belakang rumah tuan W. 

           Sementara itu S.M. Ardan, pada tahun 1965 juga menulis kisah tentang Nyai Dasimah. Kebalikan dari versi Francis, Ardan menggambarkan Nyai Dasimah sebagai perempuan yang bersahaja. Dia meninggalkan Tuan W, karena merasa berdosa hidup serumah dengan Tuan W tanpa pernikahan hingga mempunyai anak. Ia pun kemudian menikah dengan Samiun. Nyai Dasimah tewas di tanhan Bang Puase atas perintah Haryati, istri pertama Samiun yang merasa cemburu dengan Nyai Dasimah termasuk juga ingin mengusai harta Nyai Dasimah. Dalam novelnya, Ardan berusaha memperbaiki kesan Nyai Dasimah yang digambarkan oleh Francis. Nyai Dasimah dalam gambaran Ardan adalah seorang perempuan korban struktur sosial kolonial yang ingin mempertahankan jati diri dan harga diri dengan memberontak terhadap kungkungan cara hidup per-nyai-an bentukan dari bangsa penjajah. Oleh Ardan, Nyai Dasimah juga diberi keberanian dan kekuatan untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak ada di versi Francis.

S.M.ARDAN
       Namanya biasa disingkat dengan S.M Ardan. Dikenal sebagai sutradara dan pengarang cerita-cerita Betawi yang kemudian dipentaskan dalam bentuk lenong. Karangan-karangan Ardan dimuat di Kisah, yakni majalah sastra bergengsi yang khusus memuat cerita pendek pada tahun 50-an. Pada tahun 1955, beberapa cerita pendek Ardan yang pernah dimuat di majalah Kisah diterbitkan oleh Gunung Agung dengan judul Terang Bulan Terang di Kali. Lahir di Medan pada 2 Februari 1932 dari pasangan ayah yang orang Betawi dari Jakarta dan ibu yang orang Sunda dari Bogor, Ardan memulai karyanya dalam bidang sastra dengan menulis puisi, kemudian menulis sketsa, cerita pendek, novel, kritik sastra dan skenario film.Pengarang yang mempunyai nama asli Syahmardan tersebut meninggal dunia pada November 2006 akibat kecelakaan lalu lintas. Tanggal 19 november 2006, kecelakaan lalu lintas sudah menimpanya sampai akhirnya mengalami pendarahan di kepala, sementara kaki kanannya patah. Dia harus dirawat di ruang ICU RS Jakarta selama satu pekan, hingga akhirnya meninggal pada hari Minggu 26 November 2006 pukul 10.18 WIB akibat penyakit yang dideritanya. Besoknya, ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.
 Kumpulan sajaknya diterbitkan bersama Ajip Rosidi dan Sobron Aidit, berjudul Ketemu di Jalan tahun 1956. naskah dramanya, Nyai Dasima diterbitkan dalam bentuk novel di tahun 1965. Ardan kemudian lebih banyak menggeluti dunia film. Alasannya “Untuk hidup”, katanya. Ini memang di maklumi. Karena di Indonesia, agaknya tak seorang pun bisa hidup dengan layak hanya dari mengandalkan tulisan-tulisan sastra.
Karya :Terang Bulan Terang di Kali (cerpen,1955),Ketemu di Jalan (1956),Nyai Dasima (drama,1965),Sejuta Kekasih (novel,1978),Di balik Dinding (1955),Si Pitung (1970),Si Gondrong (1970),Pendekar Sumur Tujuh (1971),Brandal-brandal Metropolitan (1972),Pembalasan Si Pitung (1977)
Daftar pustaka
v  “S.M.Ardan”,http://id.wikipedia.org/wiki/1965.Diunduh pada 2 juni.
v  “S.M.Ardan”,http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/ardan.html.diunduh pada 2 juni.
v  Ardan,S.M.1965.Nyai Dasimah.jakarta
v  Tjerita Njai Dasima : G. Francis”,www.wikipedia.com.diunduh pada 2 juni.

           

cerpen


MENENGOK  MASA  LALU
Tak kusangka rindu itu kini menghadiri ,saat dulu kita bersama menggunakan seragam yang selalu seperti-seperti  itu saja bahkan sampai merasa bosan kapan bisa memakai baju bebas ,upzt kaya tahanan aja bisa bebas..hhe
Saat berangkat dan pulang selalu jam segitu-segitu saja... akhh rasanya bosan sekali ,hingga akhirnya mencari alasan untuk pulang duluan,dan ketika menerima pelajaran pada guru yang selalu rajin berangkat akhhh rasanya bosan sekali kenapa guru ini tidak pernah kosong,mbok sekali-kali kosong , itulah kata yang sering terlontar saat kejenuhan mulai melanda ,bahkan kita melawannya dengan bikin peta dikelas alias tidur ...hhe
                Saat yang ditunggu-tunggu bel istirahat berbunyi ,sebelum bel berbunyi  pun sudah siap-siap menyimpan uang dalam saku untuk  berlari skimming menuju kantin sebelum antrian panjang memadati layaknya antri sembako,syapa yang datang lebih awal ialah yang bisa menguasai..
                Waktu ujian tiba datang lebih awal cari tempat strategis tuk menyimpan kata kunci,upzt ternyata guru yang datang adalah guru yang suka jalan-jalan tak hentinya berkeliling mengitari kelas ga jadi nyontek dch,tapi ada juga guru yang ngasih kelonggaran wat kerjasama antar teman asal ndak brisik katanya dan inilah tipe guru yang selalu dinanti saat ujian tiba...
Masih ingat tidak teman-teman saat guru kita berkata  “ini siapa yang ujian ,kuq malah kalian mengawasi saya” saking takutnya murid ketahuan dilihat gurunya mereka lebih menyukai melihat gurunya terlebih dahulu tinimbang dilihat gurunya duluan..
Hahahhaahhaha sungguh geli ketika mengingat  itu semua ....
Kenapa bisa seperti itu,nakal bener ya...
                Upzt lupa ada satu lagi nie yang belum hikmah ceritakan “CINLOK” sepertinya hal ini selalu terus ada dari bangku SD hingga kini kuliahpun seperti itu,ya harap ma’lum saja bagaimana hal  tersebut tidaka akan terjadi sedangkan kita juga dituntut untuk bertemu setiap hari,tak semuanya seperti itu siehh namun hal itu pasti akan kita temui dalam setiap pertemuan,bahkan tak jarang cinlok tersebut berlangsung hingga titik pernikahan..
Kini masa-masa itu telah terlewati ,seragam pun tergeletak menungggu tuannya yang baru,buku-buku yang bertulisan tak jelas menu ggu kehadiran tangan yang entah akan membawanya kemana.
teman-teman seperjuangan nakal pun entah pada kemana tak tahu arah dan injakan mereka..
                Saat pertemuan itu datang walaupun bukan pertemuan yang seperti dahulu dalam satu lingkungan ,lingkungan yang mengikat untuk terus bertemu.hingga kekaguman pun mendatangi... .
Pertemuan itu kini terasa istimewa dan juga membuat hati tersentak kaget akan keadaan yang ada sekarang.bagaimana tidak teman-teman yang dulu nakal bahkan nakal tak jelas kini menjadi seorang yang berkebalikan 100% ,ichhhh keren 100% ya bayangkan saja dulu ia suka sekali bolos,suka bikin guru marah, bahkan tidur saat guru menerangkan, kini malah menjadi sosok inspirasi yang dulu sering dibuatnya kesal yaitu seorang  guru dan dengan menjadi guru itu kini dapat mengubah hidupnya menjadi teratur,subhanalloh tak pernah terbayangkan dalam benak siapapun bila membayangkan sikapnya dulu sewaktu satu sekolah bersama. Dan orang yang ditanya itu juga bingung jawabnya ,kenapa bisa seperti ini?? Padahal saya juga tidak pernah membayangkan akan jadi  seperti ini,ingat seperti ini saya pasti akan berbuat baik dari dahulu.
                Adapula teman yang sudah gendong bocah,ichhhhhh kamu kuq gitcu mendahului kita kenapa nikahnya ga bareng-bareng saja,lah saya juga ga tahu kenapa saya bisa mendahului kalian nikahnya padahal kan dalam kamus kita waktu satu sekolah  gak disebutin kalau saya yang akan menikah duluan..
Hahaahahha sungguh keluguan yang muncul  saat lama tak bertemu dan menemukan dalam sosok yang berbeda ,tak ada ingatan lain selain tanya kenapa???
Tak semua bernasib mujur juga waktu bisa bertemu mereka ada yang sudah succes dan adapula yang lagi menuju kesuksesan..
Seru juga bila mengingat masa lalu masa yang dulu dilalui dengan berjuta hari dan seabrek kenangan,jangan tanya kapan bisa mengulangnya karena kita tidak akan pernah bisa mengulangnya namun kita bisa meneruskannya dengan ukhuwah yang lebih baik wujud dari perbaikan kita sekarang....
SEMANGAT  KAWAN .......!!!!!!!
Langkah kita masih panjang mari kita songsong masa depan kita yang lebih baik,jangan pernah merasa gagal karena salah tapi jadikan itu sebagai awal menuju kesuksesan yang abadi...
MISS U FOREVER.....

                                                                                                                     Khodijah kost,26-01-2011