Rabu, 19 Oktober 2011

artikel


Jika timbul ketidakharmonisan atau terjadi percekcokan dalam hubungan antara sesama manusia, maka harus dilakukan sesuatu usaha untuk menentramkan kembali ikatan persaudaraan dengan silaturahmi. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang jika bertengkar lebih dari tiga hari tiga malam”.Bagaimana agar persaudaraan dan jalinan keakraban makin mantap dan bisa lestari, maka Rosulullah s.a.w. memberikan tuntunan sekurang-kurangnya dalam dua gambaran tentang persaudaraan dalam Islam.
v Pertama, persaudaraan dalam Islam harus satu tubuh. Jika salah satu anggota badan ada yang sakit, maka yang lain harus ikut merasakan sakit. Esensinya, persaudaraan harus diwarnai oleh adanya semangat solidaritas; kepahitan hidup yang dirasakan oleh orang lain turut dirasakan oleh saudaranya.
v Kedua, persaudaraan dalam Islam harus seperti sebuah bangunan. Sabda Nabi: Antara satu unsur bangunan dengan unsur yang lainnya saling memerlukan dan saling melindungi. Esensi tercakup sikap ta’awun; sikap saling tolong. Tarahum; saling menyayangi; Tadhamun; saling tanggung jawab. Seperti yang dsabdakan Rosulullah: “Tolonglah orang lain Allah akan menolong kamu, ringankan beban orang lain Allah akan meringankan bebanmu, sayangi orang lain Allah sayang kamu, maafkan orang lain Allah akan mengampuni kamu”.
Untuk melestarikan sikap ini, beberapa petunjuk dapat ditemukan dalam Al-Qur’an antara lain dalam surat Al-Hujarat ayat 6-12.
Tujuh resep ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Hujarat tersebut adalah:

v Pertama, budayakan tabayun. Tabayun adalah mengecek kebenaran suatu berita yang sampai ketelinga, terutama mendengar berita jelek tentang teman, saudara dan sebagainya. Sikap seorang muslim adalah, jangan dulu percaya sebelum dicek kebenaran berita tersebut. Al-Qur’an mengatakan jangan sampai kamu benci kepada seseorang karena korban informasi. Jangan sampai mengutuk seseorang karena salah informasi. Rosulullah s.a.w. mengatakan: “Cukup bagi seseorang dikatakan pembual besar jika menceritakan segala yang didengar sebelum dicek kebenaran berita tersebut”.
Dalam ajaran Islam yang benar hanya Al-Qur’an. Tafsir bisa salah bahkan hadits juga ada yang dhaif, begitupun dengan qaul ulama bisa keliru.
v Kedua, budaya ishlah. Ishlah adalah meluruskan yang tidak lurus, mendamaikan yang tidak damai, merukunkan yang tidak rukun, termasuk meluruskan informasi yang salah. Dalam masyarakat Islam diperlukan suatu lembaga ishlah atau sekurang-kurangnya ada satu pribadi yang dipercya seluruh pihak untuk melakukan ishlah. Contoh dalam lembaga internasional ada (OKI) merupakan lembaga ishlah yang salah satu tugasnya adalah untuk mendamaikan antara negara-negara Islam yang bertengkar. Indah sekali jika dlam kehidupan dibudayakan tabayun dan dibiasakan ishlah. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Islam datang dalam keanehan dan pada suatu saat nanti Islam akan muncul sebagai suatu ajaran yang aneh dan asing, berbahagialah orang-orang yang asing”.
Orang-orang yang aneh adalah orang-orang yang melakukan ishlah atas segala hal yang dirusak oleh umat manusia. Oleh karena itu ishlah merupakan salah satu dakwah. Muhammad Abduh gerkan dakwahnya disebut ishlah; ingin meluruskan yang tidk lurus dan membereskan yang tidak beres.
v Ketiga, hindarkan taskhirriyah, meremehkan atau memperolo-olakan orang lain.
v Keempat, jangan menghina orang lain, menghina orang lain antara lain dengan mengganti nama orang lain dengan gelar-gelar yang tidak baik dan dapat menyakitkan karena mengganggu keakraban dan persaudaraan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa termasuk menghina orang lain kalau memanggil disertai nama bapaknya.
v Kelima, menjauhkan sikap su-udhon atau buruk sangka. Salah satu penyakit rohaniah yang mengakibatkan penyakit jasmaniah dan dapat menimbulkan setress adalh buruk sangka.
v Keenam, jangan suka mencari kesalahan orang lain; carilah keslahan diri sendiri. Janganlah diri disibukan oleh inventarisasi kesalahn orang lain, tapi lebih baik jika menginventarisasi kesalahn diri sendiri.
v Ketujuh, jangan suka menggunjing orang lain atau ghibah. Menurut Al-Qur’an, manusa yang suka ghibah itu adalah manusia sadis.
Menggunjing bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan berjamaah, karena menggunjing paling nikmat dilakukan dengan berjamaah. Dirinya ingin sukses bukan dengan prestasi tapi dengan menghancurkan orang lain, yaitu dengan cara menggunjingkannya. Diperingatkan oleh Rasulullah bahwa menggunjing yang paling besar dosanya adlah menggunjing suami sendiri atau isteri sendiri. Bahkan dikatakn dlam sebuah hadits bahwa diharamkan masuk surga bagi seseorang yang suka membuka aib seorang suami atau isteri.
manfaatkan waktu anda untuk ber-silaturahmi kepada sahabat, kerabat, saudara dan lain sebagainya. Karena manfaat Silaturahmi, antara lain :
1. Mempererat tali persahabatan dan bahkan akan menambah tali persaudaraan.
2. Menambah ilmu dan bertukar pengalaman.
3. Memperpanjang umur.
4. Membuka Pintu Rejeki.
     
 SEMOGA ‘PINTU REJEKI ANDA AKAN SELALU TERBUKA ’, KARENA SERINGNYA BERSILATURAHMI ..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar