TUNJAMMU KEKASIH
Pengarang :Abdul Wachid B.S.
Diterbitkan oleh :Bentang
Budaya
Cetakan Pertama :juli
2003
Dalam puisi ini terdapat empat bagian kumpulan puisi yaitu:
1.
Sajak-sajak 1991-1995
2.
Sajak-sajak 1996
3.
Sajak-sajak 1997
4.
Sajak-sajak 1998-1999
Dalam kumpulan puisi ini berisi tentang sosial,agama,budaya
dan ekonomi yang banyak kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita.
1.
Sajak-sajak 1991-1995
Dalam kumpulan sajak ini pada awalnya diawali dengan tema
ekonomi dimana bagaimana seseorang yang hidup dalam kemisikinan.
DI BALIK KABUT
Barangkali dunia tambah menyempit
Sebatas rumah,sebatas kamar tanpa
daun pintu ini
Bahkan sebatas tubuh sendiri
Di jendela kita melihat keluar
Seekor anjing mencuri tulang
Seorang majikan menggamparnya
dengan palang
Di sekitar teror tambah menjadi
saja
Disini dapat kita lihat bagaimana suasana puisi saat kita
baca,akan ada rasa dimana kita memasuki dunia yang kita baca hidup dalam serba kekurangan yang mengakibatkan perbuatan
yang tak semestinya.
Dalam puisinya yang lain yaitu pada puisi yang berjudul
“ziarah”
Ini dusun masa kecil
Disini ranjang pengantin pernah
Dipancari rembulan,tapi rimbun
nurani
Yang dulu meneduh hati? Tinggal
jalan buntu
Beberapa pohon pucat ditinggal
daunnya
Dari puisi ini kita
dapat mengamati bagaiman dunia yang dulunya tenang menjadi sepi karena
ditinggalkan oleh penghuninya.
Dalam bagian sajak-sajak 1991-1995 ini banyak puisi yang
menceritakan tentang kesedihan yang diakibatkan karena keadaan yang tidak
mendukung ataupun karena kepergian orang lain.
2.
Sajak-sajak 1996
Dalam sajak-sajak 1996 ini terdapat 23 puisi yang dimana
didalamnya banayak berisi tentang interaksi sosial dalam kehidupan yaitu
bagaiman seseorang berinteraksi antara manusia dengan manusia.
TIAP HUJAN
MENCURAH
Tiap hujan mencurah berkahnya
Dibawahnya kita kemasa kecil yang
jauh
Ada lapang rumput
hijau,pohon-pohon asam
Menjulang,menudingkan telunjuknya
Bahwa semesta sembahyang pada
kemahaan
Di detik-detik itu kau kau dan
aku para kawan
Hanya saling bertukar tangkap
tentang girang
Sedang ibu mencari-cari
bertundung daun pisang
Puisi ini adalah puisi kerinduan dimana seseorang merindukan
tempat kelahirannya dulu yang mengajarinya bagaimana bermain bersama
kawan-kawannya,tertawa bersama.
SAHABAT LANGIT
SAHABAT TROTOAR
...............................................................
Keduanya mungkin akan kembali
ketemu
Tapi tidak dipersilangan jalan itu
Tapi dengan salam sekaligus
saling tuding
Tapi saat itulah keduanya sepakat
bahwa
Rahsia yang mereka ketahui
berpelukan dalam hujan
Yang disebut keyakinanian
Dari judulnya saja kita sudah dapat mengetahui bagaiman isi
dari puisi tersebut adalah tentang persahabatan ,persahabatan yang sudah
dibangun lama dengan penuh kepercayaan .
Disini penyair juga memasukan unsur keagamaan dalam puisinya
yaitu
TAHAJUD
Lantun orang mengaji itu
Menjagakan aku padamu
Tapi air yang membangun kesadaran
Mencari sampai nyanyian
Selepasnya,hanya angin,serangga
Dan daunan menabuh dalam megah
Tahajud yaitu sholat sunah yang dilakukan pada sepertiga
malam oleh umat islam ,disini dieritakan bagaimana suasana saat sholat yang
begitu tenang.
Sajak-sajak 1997
WANITA YANG MENGANDUNG SEMBILAN PURNAMA
Ada semburat tanya dimata pasi
wajah itu
Seperti sore diluar gemetar
Lemas suaranya dkipasi
keluh,”saudara”
Bakal bayi ini semoga lelaki
Dulu pertama perempuan ,lahir
lewat jalan tak biasa
Tak hanya biaya yang harus ada
Mengecambah pula
gelisah,menggigil ditepian mati
dari bait puisi ini dapat kita amati bagaimana perjuangan
seorang wanita yang sedang mengandung dan menginginkan bayi laki-laki dan
terlahir secara normal karena tidak ada biaya bila harus melahirkan secara
tidak normal dalam rumah sakit.dalam salah satu bagian kumpulan puisi ini juga
terdapat unsur kerinduan seperti puisi-puisi sebelumnya.
3.
Sajak-sajak 1998-1999
Untuk bagian sajak yang terakhir ini tidak jauh beda dengan
sajak-sajak sebelumnya yang menceritakan tentang agama ataupun kerinduan ,tapi
ada satu yang berbeda yaitu tentang keperkasaan seorang wanita.
SEORANG GADIS
BERORASI
Dipertemukan oleh turunnya
orang-orang kejalan
Kemudaan megar diantara
Keringat,rasa
haus,teriakan-teriakan nurani yang dirobek
Adakah lebih bening dari mata
perempuan bernurani
Dari bait puisi ini dapat kita amati bagaimana seorang gadis
yang mampu menjaga nuraninya ,menegakan demokrasi dinegeri ini dengan berorasi
dijalanan.
Kelemahan
Kebanyakna dari puisi-puisi ini mempunyai maksud
menyampaikan tujuan yang sama tidak bervariasi sehingga membuat pembaca jenuh.
Keunggulan
Diksi yang digunakan tepat sehingga pembaca dapat langsung
mengambil makna dari apa yang ingin disampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar