Rabu, 19 Oktober 2011

RESENSI PUISI



TUNJAMMU KEKASIH

Pengarang                          :Abdul Wachid B.S.
Diterbitkan oleh               :Bentang Budaya
Cetakan Pertama             :juli 2003
Dalam puisi ini terdapat empat bagian kumpulan puisi yaitu:
1.       Sajak-sajak 1991-1995
2.       Sajak-sajak 1996
3.       Sajak-sajak 1997
4.       Sajak-sajak 1998-1999
Dalam kumpulan puisi ini berisi tentang sosial,agama,budaya dan ekonomi yang banyak kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita.
1.       Sajak-sajak 1991-1995
Dalam kumpulan sajak ini pada awalnya diawali dengan tema ekonomi dimana bagaimana seseorang yang hidup dalam kemisikinan.
DI BALIK KABUT
Barangkali dunia tambah menyempit
Sebatas rumah,sebatas kamar tanpa daun pintu ini
Bahkan sebatas tubuh sendiri
Di jendela kita melihat keluar
Seekor anjing mencuri tulang
Seorang majikan menggamparnya dengan palang
Di sekitar teror tambah menjadi saja
Disini dapat kita lihat bagaimana suasana puisi saat kita baca,akan ada rasa dimana kita memasuki dunia yang kita baca hidup dalam  serba kekurangan yang mengakibatkan perbuatan yang tak semestinya.

Dalam puisinya yang lain yaitu pada puisi yang berjudul “ziarah”
Ini dusun masa kecil
Disini ranjang pengantin pernah
Dipancari rembulan,tapi rimbun nurani
Yang dulu meneduh hati? Tinggal jalan buntu
Beberapa pohon pucat ditinggal daunnya
 Dari puisi ini kita dapat mengamati bagaiman dunia yang dulunya tenang menjadi sepi karena ditinggalkan oleh penghuninya.
Dalam bagian sajak-sajak 1991-1995 ini banyak puisi yang menceritakan tentang kesedihan yang diakibatkan karena keadaan yang tidak mendukung ataupun karena kepergian orang lain.
2.       Sajak-sajak 1996
Dalam sajak-sajak 1996 ini terdapat 23 puisi yang dimana didalamnya banayak berisi tentang interaksi sosial dalam kehidupan yaitu bagaiman seseorang berinteraksi antara manusia dengan manusia.
TIAP HUJAN MENCURAH
Tiap hujan mencurah berkahnya
Dibawahnya kita kemasa kecil yang jauh
Ada lapang rumput hijau,pohon-pohon asam
Menjulang,menudingkan telunjuknya
Bahwa semesta sembahyang pada kemahaan  
Di detik-detik itu kau kau dan aku para kawan
Hanya saling bertukar tangkap tentang girang
Sedang ibu mencari-cari bertundung daun pisang
Puisi ini adalah puisi kerinduan dimana seseorang merindukan tempat kelahirannya dulu yang mengajarinya bagaimana bermain bersama kawan-kawannya,tertawa bersama.
SAHABAT LANGIT SAHABAT TROTOAR
...............................................................
Keduanya mungkin akan kembali ketemu
 Tapi tidak dipersilangan jalan itu
Tapi dengan salam sekaligus saling tuding
Tapi saat itulah keduanya sepakat bahwa
Rahsia yang mereka ketahui berpelukan dalam hujan
Yang disebut keyakinanian
Dari judulnya saja kita sudah dapat mengetahui bagaiman isi dari puisi tersebut adalah tentang persahabatan ,persahabatan yang sudah dibangun lama dengan penuh kepercayaan .
Disini penyair juga memasukan unsur keagamaan dalam puisinya yaitu
TAHAJUD
Lantun orang mengaji itu
Menjagakan aku padamu
Tapi air yang membangun kesadaran
Mencari sampai nyanyian
Selepasnya,hanya angin,serangga
Dan daunan menabuh dalam megah
Tahajud yaitu sholat sunah yang dilakukan pada sepertiga malam oleh umat islam ,disini dieritakan bagaimana suasana saat sholat yang begitu tenang.
Sajak-sajak 1997
 WANITA YANG MENGANDUNG SEMBILAN PURNAMA
Ada semburat tanya dimata pasi wajah itu
Seperti sore diluar gemetar
Lemas suaranya dkipasi keluh,”saudara”
Bakal bayi ini semoga lelaki
Dulu pertama perempuan ,lahir lewat jalan tak biasa
Tak hanya biaya yang harus ada
Mengecambah pula gelisah,menggigil ditepian mati
dari bait puisi ini dapat kita amati bagaimana perjuangan seorang wanita yang sedang mengandung dan menginginkan bayi laki-laki dan terlahir secara normal karena tidak ada biaya bila harus melahirkan secara tidak normal dalam rumah sakit.dalam salah satu bagian kumpulan puisi ini juga terdapat unsur kerinduan seperti puisi-puisi sebelumnya.
3.       Sajak-sajak  1998-1999
Untuk bagian sajak yang terakhir ini tidak jauh beda dengan sajak-sajak sebelumnya yang menceritakan tentang agama ataupun kerinduan ,tapi ada satu yang berbeda yaitu tentang keperkasaan seorang wanita.
SEORANG GADIS BERORASI
Dipertemukan oleh turunnya orang-orang kejalan
Kemudaan megar diantara
Keringat,rasa haus,teriakan-teriakan nurani yang dirobek
Adakah lebih bening dari mata perempuan bernurani
Dari bait puisi ini dapat kita amati bagaimana seorang gadis yang mampu menjaga nuraninya ,menegakan demokrasi dinegeri ini dengan berorasi dijalanan.
Kelemahan
Kebanyakna dari puisi-puisi ini mempunyai maksud menyampaikan tujuan yang sama tidak bervariasi sehingga membuat pembaca jenuh.

Keunggulan
Diksi yang digunakan tepat sehingga pembaca dapat langsung mengambil makna dari apa yang ingin disampaikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar