Rabu, 19 Oktober 2011


MAKSUD HATI MEMINUM JAMU TUK MENAMBAH ENERGI JUSTRU RACUN YANG TERTELAN
Inilah yang ingin kusampaikan kepada teman-teman saat kuingin menambah kapasitas dalam berorganisasi dengan memasuki sebuah organisasi namun apa yang kudapat keraguan dan hujatan dari orang terdekat yang selama ini selalu mendukung akan cita-cita yang kuraih.hemmm mungkin memang salah juga sie apa yang kumasuki kucoba bermain dan mendalami arti dari politi kampus??
Apa yang terbesit dalam pikiran teman-teman saat membaca tulisan “politik kampus” ???
Hm..  kata yang penuh makna,bagi mahasiswa baru mungkin kata-kata ini terlalu asing,bahkan mereka tak mengetahui apa-apa dengan arti kata ini seperti halnya saya dulu yang bahkan tidak yakin akan adanya politik kampus,bukannya politik itu hanya ada dalam negara atau pemerintahan? Apa yang akan dilakukan mahasiswa dengan politik? Itulah pemikiran awam saat ku memasuki dunia kampus dan mendengar kata-kata ini.
                Ternyata ku baru menyadari sekarang akan adanya politik kampus saat ku tak sengaja memasuki sebuah organisasi yang tadinya hanya ingin menguji komitmenku terhadap suatu organisasi ,karena ku merasa komitmenku terhadap organisasi masih kurang dan organisasi yang kumasuki ini hanya bersifat sementara yang menjalankan sebuah misi dan apabila misi tersebut sudah terlaksana maka akan selesai organisasi tersebut.setelah lama ku memasuki organisasi tersebut dengan komitmen yang kutanam selalu mengikuti bagaikan air yang mengalir ku merasakan derasnya arus itu saat semua tugas harus diselesaikan dengan cepat dan penuh tanggung jawab, ku bangga dengan teman-teman yang mammpu menyelesaikan tugas-tugas itu dengan tanggung jawab dan sangat cantik bahkan membanggakan.
                Namun kini organisasi tersebut berjalan penuh dengan duri yang bila salah jalan maka akan tertusuk oleh duri itu membekaskan luka yang kan menorehkan cacat. Inilah ombak yang segera kan menghadang sebuah perjuangan dalam organisasiku dan kutergoyahkan dengan ombak terbesar ini,inilah puncak saat kejayaan yang diraih akan segera usai dengan hasil yang masih ambigu.ambigu karena ku sendiri tak meyakini dengan apa yang dihasilkan bersama teman-teman saat ini .
                Kumerasakan hidupku tak lagi seperti dulu saat semua orang ramah menyapaku ,mereka kini berbeda setelah keputusan yang dibuat organisasi yang kujalani tak sesuai dengan harapan mereka,bahkan bukan hanya sekali saat ku harus beradu argument dengan teman-teman dengan keputusan itu ,saat beradu argument kumerasa seperti orang yang sedang dieksekusi kata-kata memojokan yang seakan semuanya adalah kebodohan menjurus pada jiwa ini .ya mungkin memang benar semua itu adalah kebodohan ,kebodohan manusia yang tak mempunyai kesempurnaan.
                Hari-hari ku kini kujalani dengan kegelisahan saat semua orang selalu mengawasi jejak-jeak langkahku kemana kupergi,bahkan keselamatan pun menjadi taruhan saat jiwa kebencian melanda jiwa seseorang yang mampu melakukan apapun saat yang dianggapnya benar tak bisa terealisasikan dengan mulus.ini tak hanya terjadi dalam sekejap bahkan berhari-hari,berminggu-minggu saat keputusan itu masih ditetapkan ,masa yang banyak mampu membuatku terpuruk ketakutan.
                Saat terjadi konflik ini kubaru menyadari akan pentingnya keputusan yang dibuat oleh organisasi ini ,keputusan yang akan mempengaruhi kiinerja berpulu-puluh ribu orang yaitu pendidik kaum intelek yang akan sangat mempengaruhi kondisi masyarakat ,yang bila sejak dini tidak didik dengan baik maka merekapun akan mengamalkannya dalam masyarakat dengan ketidakbaikan pula bahkan lebih buruk.  
                Namun apa yang mampu kuperbuat saat teman-teman organnisasi tak mampu kurangkul bahkan apa yang terbisit dalam otakku pun mental tak tahu arah perginya dengan sikap-sikap keras mereka ,dsini ku mulai menyadari akan kegonjang-ganjinganku akan posisiku yang kuambil,kuragu dengan organisasi ini dan yang paling menyakitkan adalah kubaru merasakan saat akhir-akhir kepengurusan akankankah jiwaku ini telah pekok tak mampu lagi merasakan mana yang benar dan mana yang salah.
                Ini semua membuatku semakin terpuruk bahkan kuingiin segara mundur dari organisasi ini ,namun apalah daya kusudah berniat membangun komitmen itu dan kalaupun ku mundur namku sudah tercanang sebagai pengambil keputusan dan sangat sulit untuk menghapusnya.......
 Kini yang kuingin lakukan adalah meluruskan dari apa yang terjadi ,mengoreksi kembali kinerja  dari ini semua mana yang harus kupebaiki bersama teman-teman ,lagi-lagi namun ,ternyata misiku ini juga mental entah kemana dan kusemakin merasa adanya ketidak profesionalan dalam intern organisasi tersebut bukankah setiap anggota brhak untuk menyuarakan suaranya????







                                                                                                                                                Ruang hening,27-12-2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar