MAKSUD HATI MEMINUM JAMU TUK
MENAMBAH ENERGI JUSTRU RACUN YANG TERTELAN
Inilah
yang ingin kusampaikan kepada teman-teman saat kuingin menambah kapasitas dalam
berorganisasi dengan memasuki sebuah organisasi namun apa yang kudapat keraguan
dan hujatan dari orang terdekat yang selama ini selalu mendukung akan cita-cita
yang kuraih.hemmm mungkin memang salah juga sie apa yang kumasuki kucoba
bermain dan mendalami arti dari politi kampus??
Apa yang terbesit dalam
pikiran teman-teman saat membaca tulisan “politik kampus” ???
Hm.. kata yang penuh makna,bagi mahasiswa baru
mungkin kata-kata ini terlalu asing,bahkan mereka tak mengetahui apa-apa dengan
arti kata ini seperti halnya saya dulu yang bahkan tidak yakin akan adanya
politik kampus,bukannya politik itu hanya ada dalam negara atau pemerintahan?
Apa yang akan dilakukan mahasiswa dengan politik? Itulah pemikiran awam saat ku
memasuki dunia kampus dan mendengar kata-kata ini.
Ternyata ku baru menyadari sekarang akan adanya
politik kampus saat ku tak sengaja memasuki sebuah organisasi yang tadinya
hanya ingin menguji komitmenku terhadap suatu organisasi ,karena ku merasa
komitmenku terhadap organisasi masih kurang dan organisasi yang kumasuki ini
hanya bersifat sementara yang menjalankan sebuah misi dan apabila misi tersebut
sudah terlaksana maka akan selesai organisasi tersebut.setelah lama ku memasuki
organisasi tersebut dengan komitmen yang kutanam selalu mengikuti bagaikan air
yang mengalir ku merasakan derasnya arus itu saat semua tugas harus
diselesaikan dengan cepat dan penuh tanggung jawab, ku bangga dengan
teman-teman yang mammpu menyelesaikan tugas-tugas itu dengan tanggung jawab dan
sangat cantik bahkan membanggakan.
Namun kini organisasi tersebut berjalan penuh dengan
duri yang bila salah jalan maka akan tertusuk oleh duri itu membekaskan luka
yang kan menorehkan cacat. Inilah ombak yang segera kan menghadang sebuah
perjuangan dalam organisasiku dan kutergoyahkan dengan ombak terbesar ini,inilah
puncak saat kejayaan yang diraih akan segera usai dengan hasil yang masih
ambigu.ambigu karena ku sendiri tak meyakini dengan apa yang dihasilkan bersama
teman-teman saat ini .
Kumerasakan hidupku tak lagi seperti dulu saat semua
orang ramah menyapaku ,mereka kini berbeda setelah keputusan yang dibuat
organisasi yang kujalani tak sesuai dengan harapan mereka,bahkan bukan hanya
sekali saat ku harus beradu argument dengan teman-teman dengan keputusan itu
,saat beradu argument kumerasa seperti orang yang sedang dieksekusi kata-kata
memojokan yang seakan semuanya adalah kebodohan menjurus pada jiwa ini .ya
mungkin memang benar semua itu adalah kebodohan ,kebodohan manusia yang tak
mempunyai kesempurnaan.
Hari-hari ku kini kujalani dengan kegelisahan saat
semua orang selalu mengawasi jejak-jeak langkahku kemana kupergi,bahkan
keselamatan pun menjadi taruhan saat jiwa kebencian melanda jiwa seseorang yang
mampu melakukan apapun saat yang dianggapnya benar tak bisa terealisasikan
dengan mulus.ini tak hanya terjadi dalam sekejap bahkan
berhari-hari,berminggu-minggu saat keputusan itu masih ditetapkan ,masa yang
banyak mampu membuatku terpuruk ketakutan.
Saat terjadi konflik ini kubaru menyadari akan
pentingnya keputusan yang dibuat oleh organisasi ini ,keputusan yang akan
mempengaruhi kiinerja berpulu-puluh ribu orang yaitu pendidik kaum intelek yang
akan sangat mempengaruhi kondisi masyarakat ,yang bila sejak dini tidak didik
dengan baik maka merekapun akan mengamalkannya dalam masyarakat dengan ketidakbaikan
pula bahkan lebih buruk.
Namun apa yang mampu kuperbuat saat teman-teman
organnisasi tak mampu kurangkul bahkan apa yang terbisit dalam otakku pun
mental tak tahu arah perginya dengan sikap-sikap keras mereka ,dsini ku mulai
menyadari akan kegonjang-ganjinganku akan posisiku yang kuambil,kuragu dengan
organisasi ini dan yang paling menyakitkan adalah kubaru merasakan saat
akhir-akhir kepengurusan akankankah jiwaku ini telah pekok tak mampu lagi
merasakan mana yang benar dan mana yang salah.
Ini semua membuatku semakin terpuruk bahkan kuingiin
segara mundur dari organisasi ini ,namun apalah daya kusudah berniat membangun
komitmen itu dan kalaupun ku mundur namku sudah tercanang sebagai pengambil
keputusan dan sangat sulit untuk menghapusnya.......
Kini yang kuingin lakukan adalah meluruskan
dari apa yang terjadi ,mengoreksi kembali kinerja dari ini semua mana yang harus kupebaiki
bersama teman-teman ,lagi-lagi namun ,ternyata misiku ini juga mental entah
kemana dan kusemakin merasa adanya ketidak profesionalan dalam intern
organisasi tersebut bukankah setiap anggota brhak untuk menyuarakan
suaranya????
Ruang
hening,27-12-2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar