RESENSI PUISI CHAIRIL
ANWAR
KERIKIL TAJAM dan
Yang TERAMPAS dan YANG
PUTUS
Tentu kita sudah tidak asing dengan
puisi-puisi Chairil Anwar yang banyak dikenang ataupun dibacakan oleh para
penyair-penyair dalam negri bahkan luar negri dan anak SD pun pasti tahu
puisi-puisi dari Chairil Anwar ini.
Dalam buku kumpulan puisi ini yang
diberi judul Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus terdapat 38 judul
puisi yang ditulis dalam dua versi yang berbeda untuk yang pertama yaitu
Kerikil Tajam yang berisi 30 judul puisi dan Yang Terampas dan Yang Putus
berisi 9 judul puisi,dalam isi kerikil tajam puisi-puisi yang didalamnya tidak
panjang berbeda dengan yang Terampas dan yang Putus puisi-puisi yang berada
didalamnya sangatlah panjang dan perlu kesabaran tuk membacanya serta
membedakan antara puisi dan cerpen.Berikut akan saya sampaikan apa yang dapat
saya pahami dari puisi-puisi chairil anwar ini.
ü KERIKIL TAJAM
Dalam kumpulan puisi ini sang penyair
menceritakan tentang perjuangan,perasaan,persahabatan dan Agama.Chairil Anwar
mempunyai semangat yang tinggi dalam melawan penjajah seperti yang dituliskan
dalam puisinya
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
Dapat kita lihat dalam puisi diatas bagimana semangat sang
penyair bahkan rela mati tuk terus maju dan dalam puisinya yang lain pun
dituliskan yaitu dalam puisi yang berjudul “SEMANGAT”
.......................................
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang
...........................................
Dan dalam puisinya Chairil Anwar juga menceritakan bagaimana
keadaan dirinya dengan sahabatnya yang diberi judul “Kawanku dan Aku” hal.28 disini ia menceritakan bagaimana ia dan
kawanya berjuang sampai darah kering dibadanya dan diwaktu malam datang
kesakitan itu memuncak hingga tubuhnya tak berdaya lagi.
Disini Chairil Anwar juga memasukan unsur agama yang ia
lukiskan dalam sebuah judul “DI MASJID” dalam puisinya ini ia menceritakan bagaimana
sebuah masjid menjadi tempat tuk berperang
.....................................
Ini ruang
Gelanggang kami berperang
......................................
Disini saya mengambil makna bahwa
yang dimaksud berperang disini bukanlah perang fisik namun perasaan dimana sang
penyair berusaha tuk mendekatkan hatinya kepada sang Illahi tuk melepaskan
semua peluh yang ia rasakan.
Masih banyak lagi yang dapat kita ambil dari kumpulan puisi
Chairil Anwar ini dimana didalamnya banyak menceritakan bagaimana perjuangan
hidup dizaman perjuangan.
ü Yang Terampas dan Yang Putus
Dalam kumpulan puisinya ini Chairil
anwar menuangkan puisi-puisinya dalam bentuk yang panjang berbeda dengan
sebelumnya dalam kumpulan puisi Kerikil Tajam .disini sang penyair menuangkan
unsur-unsur cinta yang saya dapat ambil kesimpulan cintanya itu ia tujukan
untuk isterinya yang saat itu rumah tangganya sedang mendapat masalah seperti
dalam puisiny yang berjudul “Mari Cintaku”
..........................................
Kau cintaku
Melenggang diselubungi kabut dan
caya,benda yang tidak menyala.
Tukang tadah segala yang
kurampas,kaki tangan tuhan
Berceritalah cintaku bukakan tubuhmu
diatas sofa ini
Mengapa kau berangkat dari kelam-kekelam
Dari kecemasan sampai ke istirahat
dalam kecemasan
Cerita surya berhawa pahit,kita
bercerai begini tapi sudah tiba waktu pergi ,dan aku akan pergi
.....................................................
Dalm puisi ini dapat kita lihat
bagaimana konteks kalimat yang digunakan oleh sang penyair bahwa ada masalah
dengan cintanya dan ia pun akan pergi meninggalkan cintanya tersebut dengan
perceraian.
Dan dalam puisi ini sang penyair juga
menuliskan unsur perjuangan yang ia tuangkan dalam puisi yang berjudul
“Kerawang-Bekasi”
Kami yang kini terbaring antara
kerawang-bekasi
Tidah bisa teriak “merdeka” dan
angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak dapat
mendengar deru kami,
Terbayang kami maju dan berderap
hati?
.......................................................
Dalam puisi ini diceritakan bagaiman
perjuangan Chairil Anwar dalam melawan penjajah hingga tubuhnya yang terbaring
terus melaju tanpa henti dari krawang-bekasi bahkan bukan hanya Chairil Anwar
diceritakan didalam puisi ini dalam perjalanannya pun banyak ditemukan
tulang-tulang yang berserakan bahkan 4-5 ribu nyawa telah terampas dalam
perjuangan ini.dalam puisinya yang lain juga ia menceritakan bagaiman
perjuangannya bersama bung karno untuk mencari kemerdekaan yang hakiki
“persetujuan dengan bung karno”
Dalam kumpulan puisi-puisi chairil
anwar masih banyak yang dapat kita ambil, dan dari ulasan-ulasan diatas adalah
sebagian dari apa yang dapat mewakili dari puisi-puisi chairil anwar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar