Rabu, 19 Oktober 2011

FIKSI (SINOPSIS NOVEL)


RESENSI PUISI CHAIRIL ANWAR
KERIKIL TAJAM dan
Yang TERAMPAS dan YANG PUTUS


Tentu kita sudah tidak asing dengan puisi-puisi Chairil Anwar yang banyak dikenang ataupun dibacakan oleh para penyair-penyair dalam negri bahkan luar negri dan anak SD pun pasti tahu puisi-puisi dari Chairil Anwar ini.
Dalam buku kumpulan puisi ini yang diberi judul Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus terdapat 38 judul puisi yang ditulis dalam dua versi yang berbeda untuk yang pertama yaitu Kerikil Tajam yang berisi 30 judul puisi dan Yang Terampas dan Yang Putus berisi 9 judul puisi,dalam isi kerikil tajam puisi-puisi yang didalamnya tidak panjang berbeda dengan yang Terampas dan yang Putus puisi-puisi yang berada didalamnya sangatlah panjang dan perlu kesabaran tuk membacanya serta membedakan antara puisi dan cerpen.Berikut akan saya sampaikan apa yang dapat saya pahami dari puisi-puisi chairil anwar ini.
ü  KERIKIL TAJAM
Dalam kumpulan puisi ini sang penyair menceritakan tentang perjuangan,perasaan,persahabatan dan Agama.Chairil Anwar mempunyai semangat yang tinggi dalam melawan penjajah seperti yang dituliskan dalam puisinya
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
Dapat kita lihat dalam puisi diatas bagimana semangat sang penyair bahkan rela mati tuk terus maju dan dalam puisinya yang lain pun dituliskan yaitu dalam puisi yang berjudul “SEMANGAT”
.......................................
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang
...........................................
Dan dalam puisinya Chairil Anwar juga menceritakan bagaimana keadaan dirinya dengan sahabatnya yang diberi judul “Kawanku dan Aku” hal.28  disini ia menceritakan bagaimana ia dan kawanya berjuang sampai darah kering dibadanya dan diwaktu malam datang kesakitan itu memuncak hingga tubuhnya tak berdaya lagi.
Disini Chairil Anwar juga memasukan unsur agama yang ia lukiskan dalam sebuah judul “DI MASJID”  dalam puisinya ini ia menceritakan bagaimana sebuah masjid menjadi tempat tuk berperang
.....................................
Ini ruang
Gelanggang kami berperang
......................................
Disini saya mengambil makna bahwa yang dimaksud berperang disini bukanlah perang fisik namun perasaan dimana sang penyair berusaha tuk mendekatkan hatinya kepada sang Illahi tuk melepaskan semua peluh yang ia rasakan.
Masih banyak lagi yang dapat kita ambil dari kumpulan puisi Chairil Anwar ini dimana didalamnya banyak menceritakan bagaimana perjuangan hidup dizaman perjuangan.
ü  Yang Terampas dan Yang Putus
Dalam kumpulan puisinya ini Chairil anwar menuangkan puisi-puisinya dalam bentuk yang panjang berbeda dengan sebelumnya dalam kumpulan puisi Kerikil Tajam .disini sang penyair menuangkan unsur-unsur cinta yang saya dapat ambil kesimpulan cintanya itu ia tujukan untuk isterinya yang saat itu rumah tangganya sedang mendapat masalah seperti dalam puisiny yang berjudul “Mari Cintaku”
..........................................
Kau cintaku
Melenggang diselubungi kabut dan caya,benda yang tidak menyala.
Tukang tadah segala yang kurampas,kaki tangan tuhan
Berceritalah cintaku bukakan tubuhmu diatas sofa ini
Mengapa kau berangkat dari kelam-kekelam
Dari kecemasan sampai ke istirahat dalam kecemasan
Cerita surya berhawa pahit,kita bercerai begini tapi sudah tiba waktu pergi ,dan aku akan pergi
.....................................................
Dalm puisi ini dapat kita lihat bagaimana konteks kalimat yang digunakan oleh sang penyair bahwa ada masalah dengan cintanya dan ia pun akan pergi meninggalkan cintanya tersebut dengan perceraian.
Dan dalam puisi ini sang penyair juga menuliskan unsur perjuangan yang ia tuangkan dalam puisi yang berjudul “Kerawang-Bekasi”
Kami yang kini terbaring antara kerawang-bekasi
Tidah bisa teriak “merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak dapat mendengar deru kami,
Terbayang kami maju dan berderap hati?
.......................................................
Dalam puisi ini diceritakan bagaiman perjuangan Chairil Anwar dalam melawan penjajah hingga tubuhnya yang terbaring terus melaju tanpa henti dari krawang-bekasi bahkan bukan hanya Chairil Anwar diceritakan didalam puisi ini dalam perjalanannya pun banyak ditemukan tulang-tulang yang berserakan bahkan 4-5 ribu nyawa telah terampas dalam perjuangan ini.dalam puisinya yang lain juga ia menceritakan bagaiman perjuangannya bersama bung karno untuk mencari kemerdekaan yang hakiki “persetujuan dengan bung karno”
Dalam kumpulan puisi-puisi chairil anwar masih banyak yang dapat kita ambil, dan dari ulasan-ulasan diatas adalah sebagian dari apa yang dapat mewakili dari puisi-puisi chairil anwar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar